Yesaya  1:13 - Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab  baunya adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru dan  sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya,  karena perayaanmu itu penuh kejahatan.
Amos 5:21 - "Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu. 
Seorang  anak muda pernah menulis sebuah naskah drama Natal berjudul "Palungan  Yang Hilang". Drama itu menceritakan tentang persiapan perayaan Natal  yang sangat meriah. Pernak-pernik Natal terlihat menghiasi kota, pita  serta lampu warna-warni semakin menyemarakkan perayaan Natal yang akan  dilangsungkan. Semua orang bersukacita, tetapi tiba-tiba keceriaan  mereka berubah menjadi kepanikan. Apa gerangan yang terjadi? Ternyata  palungan yang bagi mereka dianggap sebagai simbol utama kehadiran Yesus  raib dari tempatnya. Panitia kalang kabut, bagaimana mungkin merayakan  Natal tanpa palungan? Mulailan mereka mencari-cari palungan itu, siapa  gerangan yang telah lancang mengambilnya. Semua warga pun ikut larut  dalam kepanikan dan akhirnya mereka pun turun tangan membantu menemukan  palungan yang hilang tersebut. Tak lama mencari, mereka menemukan  palungan itu. Kali ini mereka terkejut untuk kedua kalinya. Ternyata  palungan itu ditemukan dirumah seorang janda miskin, ia tidak dapat  membeli peti mati untuk anaknya, sehingga ia meletakkan mayat anaknya  dalam palungan.
Kejadian  yang ada didepan mata mereka merombak secara total konsep mereka  tentang Natal. Kekesalan karena seseorang telah mengambil palungan itu  serta merta sirna dari hati mereka. Semua panitia Natal memutuskan untuk  merayakan Natal dirumah sang janda, bukan dalam kemewahan dan  gemerlapnya lampu-lampu serta pernak-pernik Natal, tetapi dalam  ketiadaan. Mereka akhirnya mengerti bahwa Natal sesungguhnya adalah  bagaimana kita memaknai kelahiran Juruselamat dengan sebuah pengorbanan.
Dewasa  ini, tidak sedikit gereja yang telah kehilangan "palungan" setiap kali  merayakan Natal. Palungan disini berbicara tentang kehadiran Yesus yang  dampaknya dapat dirasakan oleh orang-orang disekitar kita. Palungan yang  hilang itu telah digantikan oleh rangkaian upacara agamawi yang membuat  puluhan, ratusan atau bahkan ribuan mata terkagum-kagum. Rangkaian  acara yang hanya memamerkan kebesaran organisasi, kehebatan pribadi dan  daya tarik materi yang hanya mengundang pengagungan diri dan organisasi  ini telah menyingkirkan palungan itu jauh-jauh dari perayaan Natal kita.  Natal yang sakral telah menjadi sumber hiburan yang mendatangkan  sukacita sesaat. Perselisihan, kebencian dan permusuhan muncul hanya  karena mempersoalkan susunan acara dan warna serta model seragam panitia  yang akan dikenakan. Sungguh-sungguh menyedihkan.
Kali  ini jangan biarkan perayaan Natal kita kehilangan makna, melainkan  temukanlah kembali palungan yang hilang selama ini. Lakukan pembaruan  yang akan membuat semua orang benar-benar merasakan kehadiran Yesus  didalam Natal kita. Natal bukan soal kemeriahan, makanan, kemewahan dan  decak kagum orang, melainkan bagaimana kehadiran Yesus mengerjakan  sebuah perubahan penting didalam hati setiap orang.
 
DOA:
Ampuni  kami ya Tuhan Yesus yang seringkali kehilangan makna sesungguhnya  tentang Natal yang kami rayakan. Baharuilah hati dan pikiran kami. Dalam  Nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.
KATA-KATA BIJAK:
Natal yang sesungguhnya menorehkan kesan yang mengubahkan hati dan bukan kesenangan sesaat.

0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !